ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

Satu Antrean di Depan Ruzaidin Noor

Terima kasih, semoga kesan ini membawa kebaikan dan bernilai positif. Intinya, kita juga manusia, derajat kita sama. Hanya taqwa yang jadi pembeda.  Ini tulisan dari salah seorang bloger Banjarbaru. terima kasih, tulisannya enak dibaca, mengalir. Kita salin dibawah ini, sekedar untuk berbagi. ==================   SAAT mulai menulis coretan ini sebenarnya saya agak khawatir dengan anggapan banyak orang yang mungkin menuduh saya sedang ingin mempengaruhi orang untuk memilih Ruzaiddin menjadi walikota kembali. Bukan, sama sekali bukan. Saya hanya ingin berbagi hikmah. Dari sebuah sikap mulia yang harusnya dapat dijadikan contoh oleh siapapun di kolong langit ini.  Kisah seseorang yang sedang berada di puncak karir gemilangnya, namun tidak lantas angkuh, dan tetap rendah hati. Padahal di posisinya sekarang untuk menjadi tinggi hati sekalipun, orang akan tetap bisa memakluminya. Tapi dia tidak mengambil sikap ini. Dia justru mengambil jalan sunyi, untuk tetap menjadi biasa-biasa saja dan menganggap jabatan mewah yang tersampir di pundaknya bukanlah sesuatu yang dapat membuat jarak antara dirinya dengan manusia lain.  Pantaslah, sebagian orang pernah bilang, Ruzaiddin itu sesosok orang yang terus mencoba menjadi malaikat untuk orang sekitarnya. Memang bukan selalu untuk menolong, tetapi seorang malaikat yang menginspirasi banyak orang.  Ada peristiwa yang sangat berkesan bagi saya, ketika sedang antre di sebuah bank dekat SPBU COCO Banjarbaru. Sebelum pindah ke tempatnya yang sekarang di km 34, bank tersebut memang selalu bikin kesal. Bukan saja karena area parkirannya yang selalu penuh sampai memakan badan jalan dan membuat macet lalu lintas ketika melewati jalur itu, tapi juga antrean nasabahnya yang panjang dan membuat kesal setiap orang yang sedang berurusan di bank tersebut. Tentu saja saya salah satunya. Saya salah satu nasabah yang sempat kesal lantaran antrean yang selalu mengular.  Untuk berurusan menarik atau menyetor uang saja, semua nasabah harus rela berdiri mengantre. Iya, berdiri, berbaris seperti masa anak-anak bermain permainan ular naga. Tidak duduk di kursi seperti sekarang, sambil memegang kupon antrean dan menunggu nomor kita dipanggil. Untuk menyetor atau menarik uang yang sebenarnya adalah uang mereka sendiri saja sampai harus mengantre sedemikian rupa, kayak rakyat yang hidup di orde lama dulu yang saya pernah lihat di layar televisi atau film dokumentasi nasional, yang mempertontonkan pemandangan orang-orang berkain tepung yang antre beras.  Saya maklum, ketika itu kondisi perekonomian Indonesia sedang morat-marit tidak karu-karuan. Tapi sekarang beda urusan, kondisinya sama sekali tidak seburuk itu. Mereka yang mengantre ke bank itu, tentu saja orang yang berurusan dengan uang mereka sendiri. Sebagian besar malah orang kaya, berduit. Apalagi ketika itu, seingat saya sekitar tahun 2012, bukanlah berada dalam kondisi krisis, dimana ekonomi berjalan cukup baik, normal dan stabil. Tapi ini kok masih ada antrean, bahkan untuk urusan menabung uang. Ini sungguh keterlaluan menurut saya.  Tapi apa boleh buat, saya toh tetap ikut antrean. Namanya juga antre, datang belakang, harus rela mengantre di urutan paling belakang. Yang lebih membuat saya ngilu itu, antrean di depan saya, panjangnya minta ampun. Kalau saya hitung-hitung, ada sekitar 14 orang di depan saya. Kondisi ruangan yang sempit membuat pengantre harus rela berbaris berkelok-kelok mengikuti pita merah yang dipasang petugas bank.  Sesuatu yang membuat sabar hanyalah paras-paras menarik petugas bank yang selalu mengumbar senyum dan AC ruangan berpewangi yang terus hidup. Untuk membayangkan listrik dan AC yang mendadak padam saja sungguh dapat membuat saya lemas dan menyerah.  Kondisi yang serba menjemukan itu tak ayal membuat saya jadi mengkhayal yang bukan-bukan. Misalnya membayangkan enaknya jadi pejabat atau orang penting. Kalau saya pejabat, tentulah tak perlu sampai mengantre sedemikian. Atau mungkin asyik juga seandainya menjadi orang kaya atau menjadi nasabah utama bank ini. Baru memarkir mobil saja sudah disambut terbungkuk-bungkuk oleh sekuriti dan pimpinan bank. Tak perlu capek-capek antre seperti ini.  Tapi itu tentu saja bukanlah khayalan yang mudah diwujudkan. Apalagi ketika melihat saldo di buku tabungan yang tidak lebih satu juta. Satu-satunya yang paling memungkinkan orang konyol seperti saya adalah menjadi Mr Bean. Anda pasti tahu dengan orang ini, bukan. Tokoh yang kalau main filmnya itu tak pernah ngomong. Seseorang yang diceritakan jatuh dari planet antah berantah yang selalu bertindak konyol dan tidak jarang malah beruntung dengan kekonyolannya itu.  Dalam serial filmnya yang pernah tayang di sejumlah televisi dan pernah juga saya tonton di youtube, ada cerita tentang Mr Bean yang sedang antre di sebuah bioskop. Dia berada di barisan paling belakang untuk mengantre tiket. Karena ingin terburu-buru, Mr Bean berusaha mengakalinya dengan mengerjai pengantre di depannya. Entah itu dengan mencolek, merenggut barang bawaan pengantre di depannya, atau hal-hal usil lainnya yang dapat memecah konsentrasi para pengantre, sehingga dia dapat mudah menyalip posisinya sedikit demi sedikit. Begitu terus, dengan tingkah menggelikan yang cerdas, Bean sukses merangsek sedikit demi sedikit ke depan, dan berhasil menjadi berada di antrean terdepan.  Saya pikir, trik Mr Bean inilah yang paling pas untuk saya, tanpa perlu menjadi nasabah terkaya, atau menjadi pejabat yang berkuasa. Saya cukup menjadi Mr Bean, ya Mr Bean, dengan mengusili pengantre lainnya, sedikit demi sedikit merengsek maju ke depan. Tapi tunggu dulu, saya tetap harus waspada. Kalau saya saja mampu berkhayal seperti ini, orang yang di belakang saya pun pasti bisa juga. Jangan sampai saya justru yang jadi korban.  Manusiawi, sebagai bagian dari upaya pertahanan diri dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, oleh “Mr Bean” lain di belakang saya, saya perlu melakukan teknik khusus yang tidak terlalu sukar dilakukan, yang harus saya lakukan sealami mungkin. Dengan sedikit memiringkan badan, saya mencoba menengok ke belakang untuk mempelajari keadaan. Dan, astaga! Saya kaget bukan main. Di belakang saya, mengantre orang yang paling terkenal dan dihormati di kota ini. Walikota Ruzaidin.  Khayalan saya tentang beragam cara licik untuk menghancurkan barisan antrean demi untuk mempercepat maju ke antrean terdepan, buyar seketika. Hanya karena mengetahui, orang yang berada tepat di belakang saya ternyata walikota. Walikota yang terlihat begitu sabar mengantre. Padahal kalau dia mau, bisa saja meminta pegawai atau pimpinan bank untuk memberikan pelayanan istimewa kepadanya. Atau menyuruh ajudannya menggantikan dia antre. Agar ketika pas berada di depan kasir yang cantik-cantik itu, dia yang kemudian melanjutkan tanpa capek mengantre. Namun sang ajudan malah terlihat santai, berbincang-bincang dengan sekuriti di pintu masuk ruangan.  Sebagai warga kota yang tahu sopan santun, dan masih memiliki sedikit tata krama, saya menganggukkan kepala, menyalami dan mempersilakan beliau bertukar tempat dengan saya. Tapi dia hanya senyum. “Sesuai antrean saja,” katanya tegas.  Karena suara saya sedikit gaduh, beberapa orang di bank, terutama mereka yang antre di depan saya turut menengok, dan sama-sama terkejut, ternyata ada Pak Wali di belakang. Banyak juga yang kemudian menyalaminya dan berbuat seperti saya, merelakan antreannya untuk sang walikota. Tapi juga ditolaknya. Sebuah sikap yang serasa menampar muka saya.  Jauh sebelum saya menuliskan cerita ini, saya pernah juga menuturkannya pada seorang teman. Dan ternyata dia punya pengalaman yang lebih menarik. Memang masih seputar antrean.  Kata dia, dia mendapat cerita ini dari adiknya yang seorang dokter. Suatu ketika, Ruzaidin pernah berobat ke rumah sakit. Dan seperti sikapnya di bank, dia juga ikutan antre di loket pendaftaran, turut menunggu sampai namanya dipanggil untuk cek kesehatan di rumah sakit. Padahal, sebagai seorang kepala daerah, dia cukup menelepon kepala rumah sakit untuk membawanya ke ruangan khusus dan cek up di sana. Atau cukup memerintahkan kepala dinas kesehatan atau kepala rumah sakit untuk mengirimkan dokter terbaik memeriksa kesehatannya di rumah. Tapi entah mengapa itu tidak dilakukannya. Dia rela capek antre dengan wajah sedikit pucat karena sakit, dan duduk di kursi antrean yang terbuat dari alumunium. Dan sang dokter, adik teman saya itu, yang mengetahui kehadiran walikota, langsung tergopoh-gopoh mendatangi sang walikota.  Adik teman saya itu “memaksa” masuk ke sebuah ruangan untuk menjalani cek up. Tapi ditolaknya. Dia memilih antre seperti kebanyakan yang dilakukan warganya. Suasana pun mendadak ramai. Hampir semua pasien dan keluarganya berebut menyalami dan berbincang-bincang.  Cerita tentang sikap mulia seperti inilah yang ingin saya bagi, menceritakannya kepada Anda-Anda. Bukan bermaksud untuk mempengaruhi pilihan Anda di saat Pilkada nanti. Saya pun yakin, Anda tentu sudah memiliki pilihan sendiri. Saya pun, walaupun sempat terkagum dengan sikap rendah hati Ruzaidin, belum tentu di bilik suara, saya memilih dia. Saya hanya berharap begini, sikap ini juga bisa ditiru calon kepala daerah lainnya. Tepat tertib dan mau antre, membaur dengan warganya dari berbagai kalangan. Tanpa ingin meminta fasilitas istimewa, walaupun di posisi yang sebenarnya bisa melakukan apa saja.  Demikian. Saya telah belajar banyak hikmah dari kerendahan hati seorang Ruzaidin. Dan pernah berbangga, bahwa saya pernah berada di depan dan membelakangi seorang paling berkuasa di kota saya, hehehe...()
Terima kasih, semoga kesan ini membawa kebaikan dan bernilai positif. Intinya, kita juga manusia, derajat kita sama. Hanya taqwa yang jadi pembeda.  Ini tulisan dari salah seorang bloger Banjarbaru. terima kasih, tulisannya enak dibaca, mengalir. Berikut tulisannya, semoga bermanfaat.
==================



SAAT mulai menulis coretan ini sebenarnya saya agak khawatir dengan anggapan banyak orang yang mungkin menuduh saya sedang ingin mempengaruhi orang untuk memilih Ruzaiddin menjadi walikota kembali. Bukan, sama sekali bukan. Saya hanya ingin berbagi hikmah. Dari sebuah sikap mulia yang harusnya dapat dijadikan contoh oleh siapapun di kolong langit ini.

Kisah seseorang yang sedang berada di puncak karir gemilangnya, namun tidak lantas angkuh, dan tetap rendah hati. Padahal di posisinya sekarang untuk menjadi tinggi hati sekalipun, orang akan tetap bisa memakluminya. Tapi dia tidak mengambil sikap ini. Dia justru mengambil jalan sunyi, untuk tetap menjadi biasa-biasa saja dan menganggap jabatan mewah yang tersampir di pundaknya bukanlah sesuatu yang dapat membuat jarak antara dirinya dengan manusia lain.

Pantaslah, sebagian orang pernah bilang, Ruzaiddin itu sesosok orang yang terus mencoba menjadi malaikat untuk orang sekitarnya. Memang bukan selalu untuk menolong, tetapi seorang malaikat yang menginspirasi banyak orang.

Ada peristiwa yang sangat berkesan bagi saya, ketika sedang antre di sebuah bank dekat SPBU COCO Banjarbaru. Sebelum pindah ke tempatnya yang sekarang di km 34, bank tersebut memang selalu bikin kesal. Bukan saja karena area parkirannya yang selalu penuh sampai memakan badan jalan dan membuat macet lalu lintas ketika melewati jalur itu, tapi juga antrean nasabahnya yang panjang dan membuat kesal setiap orang yang sedang berurusan di bank tersebut. Tentu saja saya salah satunya. Saya salah satu nasabah yang sempat kesal lantaran antrean yang selalu mengular.

Untuk berurusan menarik atau menyetor uang saja, semua nasabah harus rela berdiri mengantre. Iya, berdiri, berbaris seperti masa anak-anak bermain permainan ular naga. Tidak duduk di kursi seperti sekarang, sambil memegang kupon antrean dan menunggu nomor kita dipanggil. Untuk menyetor atau menarik uang yang sebenarnya adalah uang mereka sendiri saja sampai harus mengantre sedemikian rupa, kayak rakyat yang hidup di orde lama dulu yang saya pernah lihat di layar televisi atau film dokumentasi nasional, yang mempertontonkan pemandangan orang-orang berkain tepung yang antre beras.

Saya maklum, ketika itu kondisi perekonomian Indonesia sedang morat-marit tidak karu-karuan. Tapi sekarang beda urusan, kondisinya sama sekali tidak seburuk itu. Mereka yang mengantre ke bank itu, tentu saja orang yang berurusan dengan uang mereka sendiri. Sebagian besar malah orang kaya, berduit. Apalagi ketika itu, seingat saya sekitar tahun 2012, bukanlah berada dalam kondisi krisis, dimana ekonomi berjalan cukup baik, normal dan stabil. Tapi ini kok masih ada antrean, bahkan untuk urusan menabung uang. Ini sungguh keterlaluan menurut saya.

Tapi apa boleh buat, saya toh tetap ikut antrean. Namanya juga antre, datang belakang, harus rela mengantre di urutan paling belakang. Yang lebih membuat saya ngilu itu, antrean di depan saya, panjangnya minta ampun. Kalau saya hitung-hitung, ada sekitar 14 orang di depan saya. Kondisi ruangan yang sempit membuat pengantre harus rela berbaris berkelok-kelok mengikuti pita merah yang dipasang petugas bank.

Sesuatu yang membuat sabar hanyalah paras-paras menarik petugas bank yang selalu mengumbar senyum dan AC ruangan berpewangi yang terus hidup. Untuk membayangkan listrik dan AC yang mendadak padam saja sungguh dapat membuat saya lemas dan menyerah.

Kondisi yang serba menjemukan itu tak ayal membuat saya jadi mengkhayal yang bukan-bukan. Misalnya membayangkan enaknya jadi pejabat atau orang penting. Kalau saya pejabat, tentulah tak perlu sampai mengantre sedemikian. Atau mungkin asyik juga seandainya menjadi orang kaya atau menjadi nasabah utama bank ini. Baru memarkir mobil saja sudah disambut terbungkuk-bungkuk oleh sekuriti dan pimpinan bank. Tak perlu capek-capek antre seperti ini.

Tapi itu tentu saja bukanlah khayalan yang mudah diwujudkan. Apalagi ketika melihat saldo di buku tabungan yang tidak lebih satu juta. Satu-satunya yang paling memungkinkan orang konyol seperti saya adalah menjadi Mr Bean. Anda pasti tahu dengan orang ini, bukan. Tokoh yang kalau main filmnya itu tak pernah ngomong. Seseorang yang diceritakan jatuh dari planet antah berantah yang selalu bertindak konyol dan tidak jarang malah beruntung dengan kekonyolannya itu.

Dalam serial filmnya yang pernah tayang di sejumlah televisi dan pernah juga saya tonton di youtube, ada cerita tentang Mr Bean yang sedang antre di sebuah bioskop. Dia berada di barisan paling belakang untuk mengantre tiket. Karena ingin terburu-buru, Mr Bean berusaha mengakalinya dengan mengerjai pengantre di depannya. Entah itu dengan mencolek, merenggut barang bawaan pengantre di depannya, atau hal-hal usil lainnya yang dapat memecah konsentrasi para pengantre, sehingga dia dapat mudah menyalip posisinya sedikit demi sedikit. Begitu terus, dengan tingkah menggelikan yang cerdas, Bean sukses merangsek sedikit demi sedikit ke depan, dan berhasil menjadi berada di antrean terdepan.

Saya pikir, trik Mr Bean inilah yang paling pas untuk saya, tanpa perlu menjadi nasabah terkaya, atau menjadi pejabat yang berkuasa. Saya cukup menjadi Mr Bean, ya Mr Bean, dengan mengusili pengantre lainnya, sedikit demi sedikit merengsek maju ke depan. Tapi tunggu dulu, saya tetap harus waspada. Kalau saya saja mampu berkhayal seperti ini, orang yang di belakang saya pun pasti bisa juga. Jangan sampai saya justru yang jadi korban.

Manusiawi, sebagai bagian dari upaya pertahanan diri dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, oleh “Mr Bean” lain di belakang saya, saya perlu melakukan teknik khusus yang tidak terlalu sukar dilakukan, yang harus saya lakukan sealami mungkin. Dengan sedikit memiringkan badan, saya mencoba menengok ke belakang untuk mempelajari keadaan. Dan, astaga! Saya kaget bukan main. Di belakang saya, mengantre orang yang paling terkenal dan dihormati di kota ini. Walikota Ruzaidin.

Khayalan saya tentang beragam cara licik untuk menghancurkan barisan antrean demi untuk mempercepat maju ke antrean terdepan, buyar seketika. Hanya karena mengetahui, orang yang berada tepat di belakang saya ternyata walikota. Walikota yang terlihat begitu sabar mengantre. Padahal kalau dia mau, bisa saja meminta pegawai atau pimpinan bank untuk memberikan pelayanan istimewa kepadanya. Atau menyuruh ajudannya menggantikan dia antre. Agar ketika pas berada di depan kasir yang cantik-cantik itu, dia yang kemudian melanjutkan tanpa capek mengantre. Namun sang ajudan malah terlihat santai, berbincang-bincang dengan sekuriti di pintu masuk ruangan.

Sebagai warga kota yang tahu sopan santun, dan masih memiliki sedikit tata krama, saya menganggukkan kepala, menyalami dan mempersilakan beliau bertukar tempat dengan saya. Tapi dia hanya senyum. “Sesuai antrean saja,” katanya tegas.

Karena suara saya sedikit gaduh, beberapa orang di bank, terutama mereka yang antre di depan saya turut menengok, dan sama-sama terkejut, ternyata ada Pak Wali di belakang. Banyak juga yang kemudian menyalaminya dan berbuat seperti saya, merelakan antreannya untuk sang walikota. Tapi juga ditolaknya. Sebuah sikap yang serasa menampar muka saya.

Jauh sebelum saya menuliskan cerita ini, saya pernah juga menuturkannya pada seorang teman. Dan ternyata dia punya pengalaman yang lebih menarik. Memang masih seputar antrean.

Kata dia, dia mendapat cerita ini dari adiknya yang seorang dokter. Suatu ketika, Ruzaidin pernah berobat ke rumah sakit. Dan seperti sikapnya di bank, dia juga ikutan antre di loket pendaftaran, turut menunggu sampai namanya dipanggil untuk cek kesehatan di rumah sakit. Padahal, sebagai seorang kepala daerah, dia cukup menelepon kepala rumah sakit untuk membawanya ke ruangan khusus dan cek up di sana. Atau cukup memerintahkan kepala dinas kesehatan atau kepala rumah sakit untuk mengirimkan dokter terbaik memeriksa kesehatannya di rumah. Tapi entah mengapa itu tidak dilakukannya. Dia rela capek antre dengan wajah sedikit pucat karena sakit, dan duduk di kursi antrean yang terbuat dari alumunium. Dan sang dokter, adik teman saya itu, yang mengetahui kehadiran walikota, langsung tergopoh-gopoh mendatangi sang walikota.

Adik teman saya itu “memaksa” masuk ke sebuah ruangan untuk menjalani cek up. Tapi ditolaknya. Dia memilih antre seperti kebanyakan yang dilakukan warganya. Suasana pun mendadak ramai. Hampir semua pasien dan keluarganya berebut menyalami dan berbincang-bincang.

Cerita tentang sikap mulia seperti inilah yang ingin saya bagi, menceritakannya kepada Anda-Anda. Bukan bermaksud untuk mempengaruhi pilihan Anda di saat Pilkada nanti. Saya pun yakin, Anda tentu sudah memiliki pilihan sendiri. Saya pun, walaupun sempat terkagum dengan sikap rendah hati Ruzaidin, belum tentu di bilik suara, saya memilih dia. Saya hanya berharap begini, sikap ini juga bisa ditiru calon kepala daerah lainnya. Tepat tertib dan mau antre, membaur dengan warganya dari berbagai kalangan. Tanpa ingin meminta fasilitas istimewa, walaupun di posisi yang sebenarnya bisa melakukan apa saja.

Demikian. Saya telah belajar banyak hikmah dari kerendahan hati seorang Ruzaidin. Dan pernah berbangga, bahwa saya pernah berada di depan dan membelakangi seorang paling berkuasa di kota saya, hehehe...()



Sumber : http://wcpria.blogspot.co.id

Ini Nih yang Bikin Warga Jatuh Cinta pada Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru

Alhamdulillah.. Respon positif masyarakat banjarbaru untuk pasangan Ruzaidin Dan Fitri Zamzam dalam satu minggu ini sangat signifikan. Hal ini menyertai ketika pasangan no urut 2 berkunjung di sei Tiung cempaka dengan sambutan yang sangat meriah.  Masa yang datang sejak pukul 20.00 wita dengan jumlah tak terbendung sudah terlihat memadati area lokasi pertemuan. Keinginan yang kuat dari masyarakat untuk menjatuhkan pilihan terhadap pasangan no urut 2, disebabkan sosok Ruzaidin noor merupakan figur yang tepat untuk memimpin kota banjarbaru.  Ada hal kesamaan sifat dan karakter dengan warga cempaka yakni sosok Ruzaidin dimata masyarakat sangat sederhana dan tidak pernah membeda bedakan dengan warga manapun.
Ruzaidin Noor, Fitri Zamzam dan Ketua Tim Pemenangan Said Sobari bersama warga Sei Tiung foto bersama.
Alhamdulillah.. Respon positif masyarakat banjarbaru untuk pasangan Ruzaidin Dan Fitri Zamzam dalam satu minggu ini sangat signifikan. Hal ini menyertai ketika pasangan no urut 2 berkunjung di sei Tiung cempaka dengan sambutan yang sangat meriah.

Masa yang datang sejak pukul 20.00 wita dengan jumlah tak terbendung sudah terlihat memadati area lokasi pertemuan. Keinginan yang kuat dari masyarakat untuk menjatuhkan pilihan terhadap pasangan no urut 2, disebabkan sosok Ruzaidin noor merupakan figur yang tepat untuk memimpin kota banjarbaru.


Ada hal kesamaan sifat dan karakter dengan warga cempaka yakni sosok Ruzaidin dimata masyarakat sangat sederhana dan tidak pernah membeda bedakan dengan warga manapun.


Hal ini di perkuat salah satu warga dalam tatap muka, bahwa selama beliau memimpin Pak Ruzaidin noor seringkali berkunjung ke cempaka dalam berbagai kegiatan dengan warga atau dalam menjalankan tugas pemerintahan.

Kemudian salah satu tokoh juga memperhatikan, pak Ruzaidin selain berpengalaman beliau juga figur yang jujur, amanah dan Bersih selama menjabat.

Kemudian figur seorang Fitri Zamzam juga mencuri perhatian warga, ini di buktikan ketika sebelum menginjakkan kaki memasuki rumah pertemuan, warga warga sudah mencegat terlebih dahulu untuk berfoto bersama. Hal yang tak kalah serunya lagi, sebelum membuka kata penyampaian orasi politiknya, warga sudah mengelu elukan nama seorang Fitri Zamzam untuk berpantun dahulu.

Menjadi hal yang unik jika pantun di dahulukan ketimbang orasi, Namun hal inilah membuktikan seorang Fitri Zamzam atau di sapa bang Dewa Dewa Pahuluan sangat di kenal dan cintai warga.

Apalagi . .. di tambah peyampaian semangat orasi seorang pendobrak perubahan atau seorang Fitri Zamzam yang lebih mengarah kepada program pro rakyat. Antara lain, Jika terpilih siap mengucurkan dana 1 miliar perkeluarahan, dan dirinya siap mengawal uang tersebut untuk memfungsikan kemajuan di RT-RT se kota Banjarbaru.

Maju Terus Banjarbaru
Salam Berkarya untuk perubahan

REPOST : @ DiasAr

Inspirasi Ciptakan Kamar Mandi Cantik di Rumah Anda

Meski memiliki ukuran yang kecil, namun kamar mandi merupakan bagian penting dalam rumah. Namun, sebagian orang kurang memperhatikan interior kamar mandi. Nah, bagi Anda yang menyukai dekorasi unik dan nyaman di rumah, berikut inspirasi dekorasi kamar mandi cantik seperti dilansir dari Elledecor, Jumat (16/10/2015).

Gaya Vintage


Inspirasi Ciptakan Kamar Mandi Cantik di Rumah Anda
Foto: Elledecor.com

Gaya vintage sepertinya sedang diminati masyarakat saat ini. Dengan memberikan sentuhan vintage namun tetap berkelas pada kamar mandi Anda akan membuatnya semakin menarik. Anda dapat menambahkan furnitur seperti vas bunga, dan lampu gantung berwarna perak.

Dinding Kaca


Inspirasi Ciptakan Kamar Mandi Cantik di Rumah Anda
Foto: Elledecor.com



Untuk memberikan kesan luas pada kamar mandi, Anda dapat menggunakan dinding kaca. Karena dindingnya transparan tentunya Anda harus memilih furnitur yang mendukung, seperti bath yang mewah dan besar serta kaca westafel dengan warna coklat keemasan untuk menambahkan kesan glamor.

Gaya Galery


Inspirasi Ciptakan Kamar Mandi Cantik di Rumah Anda
Foto: Elledecor.com

Bagaiamana jadinya ketika kamar mandi Anda memiliki desain interior bak galeri seni. Dengan dinding garis-garis dan aksesoris lukisan membuat kamar mandi Anda tampak ekslusif.   

Nih Tips Belanja Oleh-oleh dengan Budget Terbatas Saat Liburan

Saat berlibur tak lengkap rasanya jika tidak membawa cinderamata atau oleh-oleh untuk orang terkasih. Terkadang kendala utama yang kita hadapi untuk membeli oleh-oleh adalah masalah budget yang terbatas. Namun, bagaimana cara untuk mengakali agar Anda tetap bisa membeli oleh-oleh tanpa harus khawatir dengan keterbatasan dana?  Berikut tips dan panduan untuk Anda yang ingin belanja oleh-oleh saat liburan.  Persiapkan Budget dengan Disiplin Tahapan ini biasanya jadi langkah awal untuk Anda saat menentukan tujuan liburan, baik akomodasi, sampai biaya senang-senang. Terkadang saat biaya akomodasi Anda sudah terinci dengan baik, biaya 'senang-senang' Anda bisa meluap lebih dari apa yang direncanakan. Satu-satunya cara adalah mempersiapkan rincian keuangan dengan baik termasuk pengeluaran untuk membeli oleh-oleh dan disiplin menentukan prioritas.  Pilih Jenis Oleh-oleh Tahapan ini jangan dianggap remeh karena langkah ini menjaga Anda untuk tetap disiplin akan budget yang sudah dibuat sehingga liburan Anda tidak harus sampai meminjam uang ke orang lain.
Ilustrasi
Saat berlibur tak lengkap rasanya jika tidak membawa cinderamata atau oleh-oleh untuk orang terkasih. Terkadang kendala utama yang kita hadapi untuk membeli oleh-oleh adalah masalah budget yang terbatas. Namun, bagaimana cara untuk mengakali agar Anda tetap bisa membeli oleh-oleh tanpa harus khawatir dengan keterbatasan dana?

Berikut tips dan panduan untuk Anda yang ingin belanja oleh-oleh saat liburan.

Persiapkan Budget dengan Disiplin
Tahapan ini biasanya jadi langkah awal untuk Anda saat menentukan tujuan liburan, baik akomodasi, sampai biaya senang-senang. Terkadang saat biaya akomodasi Anda sudah terinci dengan baik, biaya 'senang-senang' Anda bisa meluap lebih dari apa yang direncanakan. Satu-satunya cara adalah mempersiapkan rincian keuangan dengan baik termasuk pengeluaran untuk membeli oleh-oleh dan disiplin menentukan prioritas.

Pilih Jenis Oleh-oleh
Tahapan ini jangan dianggap remeh karena langkah ini menjaga Anda untuk tetap disiplin akan budget yang sudah dibuat sehingga liburan Anda tidak harus sampai meminjam uang ke orang lain.

Observasi Lokasi dan Harga Oleh-oleh
Dunia informasi sudah terbuka lebar sejak kehadiran internet. Jangan malas untuk sekadar melakukan observasi perihal lokasi penjualan dan harga oleh-oleh yang akan dibeli. Mungkin tidak ada informasi yang pasti akan harganya, namun setidaknya Anda punya gambaran akan kisaran harga oleh-oleh tersebut untuk terhindar dari penipuan.

Buat Rute Belanja Oleh-oleh
Nah, terkadang masalah membeli oleh-oleh tidak hanya disebabkan keterbatasan dana saja, tapi juga karena masalah waktu liburan yang singkat misalnya. Untuk menyiasatinya, Anda sudah harus mulai memprediksi waktu kunjungan Anda dan saat membeli oleh-oleh dengan membuat rute belanja. Dengan begitu Anda akan jauh lebih punya gambaran apa yang akan Anda lakukan saat di tempat liburan.

Potensi Usaha
Terdengar agak aneh, tapi Anda bisa membuat peluang usaha saat Anda sedang berlibur. Mulai dari titipan oleh-oleh dari kerabat atau teman, hingga membeli oleh-oleh untuk tujuan koleksi yang nantinya punya nilai untuk dijual kembali, hal ini sesuai dengan ungkapan "sambil menyelam minum air".

Kenali Bahasa Lokal
Langkah ini jelas mempunyai efek yang cukup besar. Saat Anda melakukan proses tawar-menawar harga oleh-oleh dan Anda bisa berkomunikasi menggunakan bahasa si penjual oleh-oleh tersebut, kemungkinan besar Anda akan mendapat harga yang lebih murah. Jadi, tak ada salahnya untuk belajar bahasa asing. Selain jadi nilai tambah saat berkomunikasi dengan orang asing, Anda juga bisa mendapat oleh-oleh dengan harga yang lebih murah. [*]

Sumber : liputan6

MUI Banjarbaru Bertekad Berantas Empat Kemungkaran

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nafiah Muhja bertekad ingin menghilangkan empat kemungkaran yang masih berlangsung di kota itu. "Kami bertekad membasmi empat kemungkaran yang masih berlangsung sehingga kehidupan bermasyarakat bebas dari kemungkaran," ujarnya di Kota Banjarbaru, Kamis (15/10).  Ia mengatakan, ada empat kemungkaran yang masih terjadi di Banjarbaru yakni prostitusi pada tiga lokasi berbeda. Tempat prostitusi itu secara resmi sudah ditutup namun tetap beroperasi.  Disebutkan, prostitusi terselubung yang masih beroperasi seperti di Km 18 atau eks lokalisasi pal lapanbelas, kawasan Pembatuan Dalam (Pemda) dan eks lokalisasi Batu Besi. Tiga lokalisasi itu dinyatakan sudah ditutup sejak 2003 tetapi masih tetap beroperasi. "Ini merusak citra Kota Banjarbaru dan seharusnya ditindak tegas," ucapnya.  Menurut dia, solusi mematikan eks lokalisasi yakni menawarkan kepada investor untuk membangun kawasan perumahan di kawasan setempat agar aktivitas haram bisa terhenti. Selain ketegasan pemkot untuk menindaknya, ia mengatakan, solusi yang tepat adalah menjadikan kawasan tersebut sebagai areal perumahan sehingga aktivitasnya bisa dihilangkan.  Ditekankan, eks lokalisasi itu harus bisa dihilangkan.  Nafiah optimistis hal itu bisa dilakukan karena berkaca dari pusat prostitusi terbesar di Surabaya yakni Dolly dan Bangun Sari yang bisa dihentikan aktivitasnya.  Kemungkaran kedua yakni tempat karaoke terutama yang menyalahi ketentuan. Seperti menyediakan sarana bagi pengunjung untuk bermaksiat baik minuman keras dan prostitusi. Ketiga yakni keberadaan salon plus yang memberikan pelayanan lebih kepada lelaki baik secara langsung di salon itu, maupun menyediakan wanita untuk dibawa keluar.  Terakhir adalah peredaran narkotika dan zat-zat berbahaya yang masih banyak beredar di Banjarbaru. Karena itudiperlukan kerja sama kepolisian, BNN dan ulama membasminya. "Intinya, MUI sebagai tempat berhimpunnya ulama siap membasmi segala kemungkaran dan harapan kami mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat," katanya.
Ilustrasi
BANJARBARU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Nafiah Muhja bertekad ingin menghilangkan empat kemungkaran yang masih berlangsung di kota itu. "Kami bertekad membasmi empat kemungkaran yang masih berlangsung sehingga kehidupan bermasyarakat bebas dari kemungkaran," ujarnya di Kota Banjarbaru, Kamis (15/10).

Ia mengatakan, ada empat kemungkaran yang masih terjadi di Banjarbaru yakni prostitusi pada tiga lokasi berbeda. Tempat prostitusi itu secara resmi sudah ditutup namun tetap beroperasi.

Disebutkan, prostitusi terselubung yang masih beroperasi seperti di Km 18 atau eks lokalisasi pal lapanbelas, kawasan Pembatuan Dalam (Pemda) dan eks lokalisasi Batu Besi. Tiga lokalisasi itu dinyatakan sudah ditutup sejak 2003 tetapi masih tetap beroperasi. "Ini merusak citra Kota Banjarbaru dan seharusnya ditindak tegas," ucapnya.

Menurut dia, solusi mematikan eks lokalisasi yakni menawarkan kepada investor untuk membangun kawasan perumahan di kawasan setempat agar aktivitas haram bisa terhenti. Selain ketegasan pemkot untuk menindaknya, ia mengatakan, solusi yang tepat adalah menjadikan kawasan tersebut sebagai areal perumahan sehingga aktivitasnya bisa dihilangkan.

Ditekankan, eks lokalisasi itu harus bisa dihilangkan.  Nafiah optimistis hal itu bisa dilakukan karena berkaca dari pusat prostitusi terbesar di Surabaya yakni Dolly dan Bangun Sari yang bisa dihentikan aktivitasnya.

Kemungkaran kedua yakni tempat karaoke terutama yang menyalahi ketentuan. Seperti menyediakan sarana bagi pengunjung untuk bermaksiat baik minuman keras dan prostitusi. Ketiga yakni keberadaan salon plus yang memberikan pelayanan lebih kepada lelaki baik secara langsung di salon itu, maupun menyediakan wanita untuk dibawa keluar.

Terakhir adalah peredaran narkotika dan zat-zat berbahaya yang masih banyak beredar di Banjarbaru. Karena itudiperlukan kerja sama kepolisian, BNN dan ulama membasminya. "Intinya, MUI sebagai tempat berhimpunnya ulama siap membasmi segala kemungkaran dan harapan kami mendapat dukungan pemerintah dan masyarakat," katanya.  []

Sumber : ROL

[Info Grafis] Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam Satu-satunya Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru yang Diusung Partai Peraih Kursi Terbanyak di DPRD

PASANGAN Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam adalah satu-satunya pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021 yang diusung partai politik peraih 50 persen kursi di DPRD Kota Banjarbaru.   Dukungan partai peraih kursi terbanyak ini menjadi jaminan bakal mulusnya roda pemerintahan dan terlaksananya program-program Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam setelah menjadi Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru nanti.
PASANGAN Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam adalah satu-satunya pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021 yang diusung partai politik peraih 50 persen kursi di DPRD Kota Banjarbaru. 

Dukungan partai peraih kursi terbanyak ini menjadi jaminan bakal mulusnya roda pemerintahan dan terlaksananya program-program Ruzaidin Noor - Fitri Zamzam setelah menjadi Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru nanti.

12 Program Prioritas H Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021

12 Program Prioritas H Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021
12 Program Prioritas H Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021.
12 Program Prioritas H Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru 2016-2021 :

  1. Fasilitasi biaya pendidikan dan pemberian beasiswa bagi anak berprestasi dari keluarga tidak mampu.
  2. Standarisasi sekolah sesuai standar Nasional Pendidikan.
  3. Standarisasi pelayanan kesehatan dan peningkatan keikutsertaan seluruh masyarakat miskin dalam program BPJS.
  4. Peningkatan penanggulangan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
  5. Fasilitasi perizinan, permodalan, pelatihan, dan pemasaran produk UMKM dan 14 subsektor ekonomi kreatif.
  6. Pembangunan gedung Budaya, Gedung MUI, Pasar Tradisional Modern, Pasar Produk Pertanian, dan Pembangunan Embung Air untuk penanggulangan Banjir.
  7. Penyediaan ruang publik di setiap kecamatan sebagai tempat berkumpul dan aktifitas masyarakat.
  8. Penyediaan tempat pemakaman umum (TPU) di setiap kecamatan.
  9. Kawasan perkantoran, pendidikan, pemukiman, industri, jasa, dan perdagangan yang bersih dan hijau, serta sehat.
  10. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
  11. Peningkatan tunjangan Kinerja aparatur sipil negara, gaji tenaga honorer, insentif ketua RT/RW, Guru PAUD dan Guru TPA.
  12. Alokasi anggaran pembangunan Rp1 Miliar setiap kelurahan pada pelaksanaan Musrenbang.

Cover Facebook Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik

Cover Facebook Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik
Cover Facebook Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik.

Poster Sketsa Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik

Poster Sketsa Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik
PEMIMPIN KITA: Poster Sketsa Ruzaidin Noor dan Fitri Zamzam Calon Walikota Banjarbaru 2016-2021 Berkarya untuk Perubahan Banjarbaru Lebih Baik.


Top